BAB IX ;
AGAMA DAN MASYARAKAT
AGAMA DAN
MASYARAKAT
1.Fungsi Agama
Aspek
yang perlu dipelajari dalam membahas fungsi agama adalah kebudayaan, social dan
kepribadian. Ketiga aspek tersebut merupakan kompleks fenomena social terpadu
yang pengaruhnya dapa diamati dalam perilaku manusia. Fungsi agama sebagai
petunjuk bagi manusia untuk mengatasi diri dari ketidakpastian,
ketidakberdayaan dan kelangkaan; dan agama dipandang sebagai mekanisme
penysuaian yang paling dasar terhadap unsur-unsur kehidupan, memenuhi kebutuhan
masyarakat. Contohnya dalam melakukan transaksi jual beli agama berperan dalam
menjaga kepercayaan manusia yang satu dengan yang lainnya dalam melakukan
transaksi. Masalah fungsionalisme agama dapat dianalisis lebih mudah pada
komitmen agama. Dimensi komitmen agama, menurut Roland Robertson (1984),
diklarifikasikan berupa keyakinan, praktek, pengalaman, pengetahuan dan
konsekuensi.
A. Dimensi
keyakinan harapan bahwa orang yang religious akan mengikuti kebenaran
ajaran-ajaran agama.
B. Praktek agama
mencakup perbuatan-perbuatan memuja dan berbakti, yaitu perbuatan untuk
melakukan komitmen agama secara nyata.
C. Dimensi
pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai perkiraan
tertentu. Yaitu orang yang benar-benar religious pada suatu waktu akan mencapai
pengetahuan yang langsung dan subjektif tentang realitas tinggi.
D. Dimensi
pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan bahwa orang yang religius akan memiliki
informasi tentang ajaran pokok keagamaan.
E. Dimensi
konsekuensi dari komitmen religious berbeda dengan tingkah laku perseorangan
dan pembentukan citra pribadinya.
2.
masyarakat-masyarkat Industri Sekuler.
Masyarakat
industri bercirikan dinamika dan semakin berpengaruh terhadap semua aspek
kehidupan, sebagian besar penyesuaian-penyesuaian terhadap alam fisik, tetapi
yang penting adalah penesuaian-penyesuaian dalam hubungan-hubungan kemanusiaan
sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai konsekuensi
penting bagi agama. Salah satu akibatnya adalah anggota masyarakat semakin
terbiasa menggunakan metode empiris berdasakan penalarandan efisiansi dalam
menanggapi masalah kemanusiaan, sehingga lingkungan yang bersifat secular
semakin meluas, seringkali dengan pengorbanan lingkungan yang sakral. Watak
masyarakat sekuler menurut Roland Robertson (1984), tidak terlalu memberikan
tanggapan langsung terhadap agama. Misalnya pemikiran agama, praktek agama, dan
kebiasaan-kebiasaan agama peranannya sedikit.
3. Pelembagaan
AGAMA
Agama
begitu universal, permanen dan mengatur dalam kehidupan, sehingga bila tidak
memahami agama, akan sukar memahami masyarakat. Kaitan agama dengan masyarakat
dapat mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak tergambar secara benar dan utuh.
A.
Masyarakat yang Terbelakang dan Nilai-nilai Sakral.
Masyarakat ini
berjumlah kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyarakat menganut agama
yang sama. Agama memasukan pengaruh yang sakral ke dalam system masyarakat
mereka.
B.
Masyarakat-masyarakat Praindustri yang sedang Berkembang.
Keadaan masyarakat
tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi daripada tipe
sebelumnya. Agam memberikan arti dan ikatan kepada system nilai dalam tiap
masyarakat ini, tetapi saat yang sama lingkunngan yang sacral dan yang secular
itu sedikit banyak masih di bedakan.
C.
Masyarakat-masyarakat Praindustri yang Maju.
Bersifat rasional
dan berfikir ilmiah dalam pendekatan agama sehingga mengarah ke tingkah laku
yang ekonomis dan teknologis. Sifat-siaft agama hampir tidak mungkin dipandang
dengan sikap yang netral. Bila sifat rasional penuh dalam membahas agama yang
ada pada manusia, maka berati bersifat nonagama
Definisi agama
menurut Durkheim adalah suatu “sistem kepercayaan dan praktek yang telah
dipersatukan yang berkaitan dengan hal-hal yang kudus kepercayaan-kepercayaan
dan praktek-praktek yang bersatu menjadi suatu komunitas moral yang tunggal.”
Dari definisi ini ada dua unsur yang penting, yang menjadi syarat sesuatu dapat
disebut agama, yaitu “sifat kudus” dari agama dan “praktek-praktek ritual” dari
agama. Agama tidak harus melibatkan adanya konsep mengenai suatu mahluk
supranatural, tetapi agama tidak dapat melepaskan kedua unsur di atas, karena
ia akan menjadi bukan agama lagi, ketika salah satu unsur tersebut terlepas. Di
sini terlihat bahwa sesuatu dapat disebut agama bukan dilihat dari substansi
isinya tetapi dari bentuknya, yang melibatkan dua ciri tersebut.
Ruang Lingkup Agama
Secara garis besar ruang lingkup agama
mencakup :
Hubungan manusia dengan tuhannya
Hubungan dengan tuhan disebut ibadah. Ibadah bertujuan
untuk mendekatkan diri manusia kepada tuhannya.
Hubungan manusia dengan manusia
Fungsi dan Peran Agama Dalam Masyarakat
Dalam hal fungsi, masyarakat dan agama itu
berperan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang timbul di masyarakat yang
tidak dapat dipecahakan secara
empiris karena adanya keterbatasan
kemampuan dan ketidakpastian. Oleh karena itu, diharapkan agama
menjalankan fungsinya sehingga
masyarakat merasa sejahtera, aman, stabil, dan
sebagainya. Agama dalam masyarakat bisa difungsikan sebagai berikut :
Fungsi
edukatif.
Agama memberikan bimbingan dan pengajaaran dengan perantara
petugas-petugasnya (fungsionaris) seperti syaman, dukun, nabi, kiai, pendeta
imam, guru agama dan lainnya, baik dalam upacara (perayaan) keagamaan, khotbah,
renungan (meditasi) pendalaman rohani, dsb.
Fungsi penyelamatan.
Bahwa
setiap manusia menginginkan keselamatan baik dalam hidup sekarang ini maupun
sesudah mati. Jaminan keselamatan ini hanya bisa mereka temukan dalam agama.
Agama membantu manusia untuk mengenal sesuatu “yang sakral” dan “makhluk
teringgi” atau Tuhan dan berkomunikasi dengan-Nya. Sehingga dalam yang hubungan
ini manusia percaya dapat memperoleh apa yang ia inginkan. Agama sanggup
mendamaikan kembali manusia yang salah dengan Tuhan dengan jalan pengampunan
dan Penyucian batin.
Fungsi pengawasan sosial (social control)
Fungsi
agama sebagai kontrol sosial yaitu :
Agama meneguhkan kaidah-kaidah susila dari adat yang
dipandang baik bagi kehidupan moral warga masyarakat.
Agama
mengamankan dan melestarikan kaidah-kaidah moral ( yang dianggap baik )dari
serbuan destruktif dari agama baru dan dari system hokum Negara modern.
Fungsi memupuk Persaudaraan.
Kesatuan persaudaraan berdasarkan kesatuan sosiologis ialah
kesatuan manusia-manusia yang didirikan atas unsur kesamaan.
Kesatuan
persaudaraan berdasarkan ideologi yang sama, seperti liberalism, komunisme, dan
sosialisme.
Kesatuan persaudaraan berdasarkan sistem
politik yang sama. Bangsa-bangsa bergabung dalam sistem kenegaraan besar,
seperti NATO, ASEAN dll.
Kesatuan persaudaraan atas dasar se-iman,
merupakan kesatuan tertinggi karena dalam persatuan ini manusia bukan hanya
melibatkan sebagian dari dirinya saja melainkan seluruh pribadinya dilibatkan
dalam satu intimitas yang terdalam dengan sesuatu yang tertinggi yang
dipercayai bersama
Fungsi
transformatif.
Fungsi transformatif disini diartikan dengan mengubah
bentuk kehidupan baru atau mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan
nilai-nilai baru yang lebih bermanfaat.
Agama memiliki peranan yang
sangat penting dalam kehidupan manusia dan
masyarakat, karena agama memberikan sebuah system nilai yang memiliki derivasi
pada norma-norma masyarakat untuk memberikan pengabsahan dan pembenaran dalam
mengatur pola perilaku manusia, baik di level individu dan masyarakat. Agama
menjadi sebuah pedoman hidup singkatnya. Dalam memandang nilai, dapat kita lihat dari dua sudut pandang. Pertama, nilai agama dilihat dari sudut intelektual yang menjadikan nilai agama sebagai norma atau prinsip. Kedua, nilai agama dirasakan di sudut pandang emosional yang menyebabkan adanya sebuah dorongan rasa dalam diri yang disebut mistisme.
masyarakat, karena agama memberikan sebuah system nilai yang memiliki derivasi
pada norma-norma masyarakat untuk memberikan pengabsahan dan pembenaran dalam
mengatur pola perilaku manusia, baik di level individu dan masyarakat. Agama
menjadi sebuah pedoman hidup singkatnya. Dalam memandang nilai, dapat kita lihat dari dua sudut pandang. Pertama, nilai agama dilihat dari sudut intelektual yang menjadikan nilai agama sebagai norma atau prinsip. Kedua, nilai agama dirasakan di sudut pandang emosional yang menyebabkan adanya sebuah dorongan rasa dalam diri yang disebut mistisme.
Pengaruh Agama Terhadap Kehidupan
Manusia
Sebagaimana telah dijelaskan dari
pemaparan diatas, jasa terbesar agama adalah mengarahkan perhatian manusia
kepada masalah yang penting yang selalu menggoda manusia yaitu masalah “arti
dan makna”. Manusia membutuhkan bukan saja pengaturan emosi, tetapi juga
kepastian kognitif tentang perkara-perkara seperti kesusilaan, disiplin,
penderitaan, kematian, nasib terakhir. Terhadap persoalan tersebut agama
menunjukan kepada manusia jalan dan arah kemana manusia dapat mencari
jawabannya. Dan jawaban tersebut hanya dapat diperoleh jika manusia
beserta masyarakatnya mau menerima suatu yang ditunjuk sebagai “sumber” dan
“terminal terakhir” dari segala kejadian yang ada di dunia. Terminal terakhir
ini berada dalam dunia supra-empiris yang tidak dapat
dijangkau tenaga indrawi maupun otak manusiawi, sehingga tidak dapat dibuktikan
secara rasional, malainkan harus diterima sebagai kebenaran. Agama juga telah
meningkatkan kesadaran yang hidup dalam diri manusia akan kondisi eksistensinya
yang berupa ketidakpastian dan ketidakmampuan untuk menjawab problem hidup
manusia yang berat.
KELESTARIAN AGAMA DALAM MASYARAKAT
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan,
kemudian lahir pemikiran-pemikiran yang berlandaskan pada pemikiran sekuler
seperti pemikiran Max Weber yang mengatakan bahwa pada masyarakat modern agama
akan lenyap karena pada masyarakat modern dikuasai oleh teknologi dan
birokrasi. Tetapi pemikiran tersebut itu belum terbukti dalam kurun waktu
terkhir ini. Sebagai contoh yang terjadi di negara-negara komunis seperti
Rusia, RRC, Vietnam yang menerapkan penghapusan agama karena tidak sesuai
dengan ideologi negara tersebut, tetapi beberapa orang berhasil mempertahankan
agama tersebut, bahkan umat beragama semakin meningkat. Dengan mengirasionalkan
agama bahwa agama adalah sesuatu yang salah dalam pemikiran, tetapi dengan
sendirinya umat beragama dapat berpikir dan mengetahui apa yang dipikirkan
mengenai agama. Sehingga umat beragama dapat memahami apa arti sebuah agama dam
manfaatnya.
Sumber
:
Komentar
Posting Komentar